Powered by Blogger.
RSS

KENDALA PADA PENERAPAN KURIKULUM 2013

KENDALA PADA PENERAPAN KURIKULUM 2013 SEBAGAI PENGEMBANGAN DARI KURIKULUM KBKDENGAN PELAKSANAAN KTSP DI SMK NEGERI KABUPATEN JOMBANG
PROPOSAL
Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Metodologi Penelitian

Yang Dibimbing Oleh Bapak Made Wena

Oleh:
NUGRAHENI VICKYTASARI
NIM 110521428517
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
DESEMBER 2013







BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
           Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, danbahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. (permendikbud No.70 tentang kerangka dasar dan struktur kurikulum SMA/SMK)
           Jika dihitung Indonesia telah mengalami perubahan kurikulum sebanyak 11 (sebelas) macam, antara lain: Tahun 1947 disebut Rencana Pelajaran : Dirinci Dalam Rencana Pelajaran Terurai, 1964 Rencana Pendidikan Dasar, Tahun 1968 Kurikulum Sekolah Dasar, tahun 1974 Kurikulum PPSP (Proyek Perintis Sekolah Pembangunan), Tahun 1975 Kurikulum Sekolah Dasar, Tahun 1984 : Desain Kurikulum 1984. Tahun 1994 : Desain Kurikulum 1994, Tahun 1997: Revisi Kurikulum 1994, Tahun 2004 : Rintisan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), Tahun 2006: Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dan Tahun 2013 : Kurikulum 2013.
           Kurikulum Pendidikan 2013 oleh Mendikbud M Nuh akan mulai diberlakukan pada tahun ajaran baru ini. Kurikulum baru tersebut akan mulai diterapkan di kelas I dan IV (SD),  kelas VII (SMP), dan kelas X ( SMA/SMK). Penyusunan kurikulum tidak melibatkan guru, sosialisasi dan uji publik sangat kurang. Kurikulum baru nanti juga akan banyak mengalami kendala di lapangan, di antaranya kesulitan guru ketika akan mengajarkan materi IPA yang digabungkan dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia.
           Rencana implementasi kurikulum 2013 tidak terdapat perbedaan yang signifikan kecuali: (1) penekanan pada pendidikan karakter, (2) pengurangan jumlah mata pelajaran/bidang studi dan dibarengi penambahan jam belajar, (3) upaya menyambungkan keberlanjutan antara kompetensi yang ada di SD, SMP, hingga SMA/SMK. Sebenarnya, jika hanya itu saja, tidak perlu mengubah kurikulum dan cukup dengan merevisi Kurikulum 2006 : KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) sehingga akan lebih efektif dan efisien baik dari segi teknis maupun pembiayaan.
           Kurikulum 2013 lebih menekan kan pada pendidikan karakter untuk siswa dan siswa dituntut aktif bertanya melalui pengamatan dari lingkungan sekitarnya. Sehingga disetiap  jam pelajaran yang diajarkan terdapat mata pelajaran pendidikan agama Islam dan pendidikan pancasila. Oleh karena itu guru merasa tebebani karena harus mengajarkan mata pelajaran yang bukan bidangnya.
         
  Guru akan diberi silabus siap pakai, buku wajib siap pakai, RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) siap pakai, dan sebagainya tanpa mempertimbangkan kebutuhan dan konteks masing-masing sekolah. Memang secara teknis dalam pelaksanaan tugas, guru dibuat lebih ringan dan mudah dalam mempersiapkan administrasi dan materi pelajaran, tetapi kita mungkin tidak sadar bahwa ini sebenarnya merupakan sebuah kemunduran. Namun, diringkasnya beberapa mata pelajarana ini membuat para guru menjadi kesulitan untuk mengajar sebab pemangkasan mata pelajaran dan menggabungkan kedalam satu mata pelajaran tetapi tidak ada penamabahan jam pelajaran.(http://www.kaltimpost.co.id/berita/detail/19889/kurikulum-2013-lebih-unggul-daripada-kurikulum-sebelumnya.html)
           Hal serupa pernah terjadi pada implementasi Kurikulum Tahun 1947 dan Kurikulum 1975 yang mengacu pada konsep Kurikulum Berbasis Materi (Content Based-Curriculum) dan konsep ini sudah ditinggalkan oleh negara-negara maju seperti Amerika, Inggris, Prancis, Jerman, dll sejak tahun 1920-an yang salah satu cirinya adalah bahwa silabus dan buku referensi guru dijadikan “Kitab Suci“. Jadi semua guru harus mengajar dengan rujukan silabus dan buku pegangan wajib yang telah ditentukan.
           Apalagi pada kurikulum 2013 mata pelajaran TIK telah dihapuskan. Hilangnya TIK/KKPI dari kurikulum 2013 tidak hanya akan “membunuh” secara perlahan mata pelajaran TIK (kelas 8,9,11,12 masih ada TIK), akan tetapi akan “membunuh” calon-calon guru TIK yang saat ini sedang dididik di berbagai LPTK(Perguruan Tinggi) yang saat ini membuka Jurusan tersebut. Calon-calon guru TIK ini belum sempat dilahirkan oleh LPTK sudah terancam akan “di aborsi” masal. (http://wijayalabs.com/2013/05/11/kenapa-pelajaran-tik-dihapuskan-dalam-kurikulum-2013-ini-jawabannya/)
           Banyak proses penting yang tidak dilaksanakan dengan baik seiring dengan kemunculan kurikulum tersebut. Antara lain, penyusunan kurikulum tidak melibatkan guru, sosialisasi dan uji publik sangat kurang.  Kurikulum baru nanti juga akan banyak mengalami kendala di lapangan, di antaranya kesulitan guru ketika akan mengajarkan materi IPA yang digabungkan dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia.
           Cara pengajaran pada kurikulum 2013 menutut guru menggunakan media elektronik dalam pengajarannya. Padahal tidak semua guru bisa menggunakan media elektronik seperti laptop maupun komputer. Sarana prasarana yang disediakan sekolah juga kurang sebab tidak semua sekolah menyediakan alat penunjang pengajaran didalam kelas. Hal ini menyebabkan tidak adanya pembelajaran TIK didalam kelas yang diharapkan ada unsur TIK didalamnya kecuali di SMK dengan jurusan tertentu masih tidak dipadukan dengan pelajaran lain
           Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kurikulum 2013 yang tengah diterapakan disetiap sekolahdi Jombang terutama di jenjang SMK. Evaluasi pelaksanaan pendidikan di Jombang dengan menerapkan kurikulum 2013 harus menjadikan kurikulum 2013 ini lebih baik dari sebelumnya. Kekurangan kurikulum lama diperbaiki pada kurikulum 2013 agar tidak menimbulkan masalah yang sama. Penerapan kurikulum 2013 ini setidaknya setara dengan perkembangan pendidikan di negara maju meskipun belum sepenuhnya sempurna sebab pendidikan di dunia selalu berubah. Diharapkan dengan pergantian kurikulum ini hasil dari pendidikan dari pelajar akan lebih memuaskan.
B.       Rumusan Masalah
1.      Bagaimana pelaksanaan kurikulum 2013 di SMK?
2.      Apa kendala dalam pelaksanaan kurikulum 2013 yang menyebabkan sekolah merasa dikekang dalam pelaksanaan sekolahnya?
3.      Bagaimana mengatasi kendala tersebut agar kurikulum 2013 bisa dilaksanakan secara lebih baik bukan menjadi awal kemunduran pendidikan di Indonesia?
C.      Tujuan Penelitian
1.      Mengetahui pelaksanaan kurikulum 2013 di SMK
2.      Mengindentifikasi kendala dalam pelaksanaan kurikulum 2013
3.      Cara mengatasi kendala tersebut agar kurikulum 2013 bisa dilaksanakan secara lebih baik bukan menjadi awal kemunduran pendidikan di Indonesia
D.      Hipotesis
             1.       Pelaksanaan kurikulum 2013 di SMK berjalan dengan lancar
             2.       Tidak ada kendala dalam pelaksanaan kurikulum 2013
             3.       Cara mengatasi kendala belum terpecahkan sehingga pelaksanaan kurikulum 2013 akan menjadi kemunduran pendidikan di Indonesia.
E.       Kegunaan Penelitian
1.      Agar tata cara pelaksanaan kurikulum 2013 bisa diketahui sehingga para guru yang akan menerapkan kurikulum 2013 ini tidak merasa dibingungkan dan merasa dipersulit dengan adanya silabus dan RPP, hal ini juga bisa digunakan untuk mengantisipasi hambatan yang akan muncul ditengah pelaksanaan kurikulum.
2.      Kendala akan menghambat pelaksanaan dari kurikulum 2013, dengan menemukan kendala dalam pelaksanaannya maka hasil evaluasi dari hambatan kurikulum 2013 bisa dipecahkan solusi agar hambatan tersebut tidak berkelanjutan.
3.      Mengatasi kendalanya diharapkan pelaksanaan kurikulum 2013 tidak membuat dunia pendidikan mengalami kemunduran.


BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.      Pengertian Kurikulum
           Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan. (http://id.wikipedia.org/wiki/Kurikulum)
           Menurut Hilda Taba: Kurikulum adalah sebuah rancangan pembelajaran, yang disusun dengan mempertimbangkan berbagai hal mengenai proses pembelajaran serta perkembangan individu.
           Menurut Daniel Tanner & Laurel Tanner: Pengalaman pembelajaran yang terencana dan terarah yang disusun melalui proses rekonstruksi pengetahuan dan pengalaman yang sistematis di bawah pengawasan lembaga pendidikan agar pembelajar dapat terus memiliki minat untuk belajar sebagai bagian dari kompetensi sosial pribadinya.
           Berdasarkan Romine: Kurikulum mencakup semua temu permbelajaran, aktivitas dan pengalaman yang diikuti oleh anak didik dengan arahan dari sekolah baik di dalam maupun di luar kelas.
           Murray Print: Kurikum didefinisikan sebagai semua ruang pembelajaran terencana yang diberikan kepada siswa oleh lembaga pendidikan dan pengalaman yang dinikmati oleh siswa saat kurikulum itu terapkan.(http://nomeng87.wordpress.com/pengertian-kurikulum-menurut-para-ahli/)
B.       Fungsi kurikulum
           Fungsi kurikulum ialah sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan yang pada dasarnya kurikulum memiliki komponen pokok dan komponen penunjang yang saling berkaitan dan berinteraksi satu sama lainnya dalam rangka mencapai tujuan tersebut. Komponen merupakan satu sistem dari berbagai komponen yang saling berkaitan dan tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya, sebab kalau satu komponen saja tidak ada atau tidak berjalan sebagaimana mestinya.
            Kurikulum dalam pendidikan memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:
1.      Fungsi kurikulum dalam rangka mencapai tujuan pendididkan
2.      Fungsi kurikulum dalam pendidikan tidak lain merupakan alat untuk mencapai tujuan pendididkan.dalam hal ini, alat untuk menempa manusia yang diharapkan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Pendidikan suatu bangsa dengan bangsa lain tidak akan sama karena setiap bangsa dan Negara mempunyai filsafat dan tujuan pendidikan tertentu yang dipengaruhi oleh berbagai segi, baik segi agama, idiologi, kebudayaan, maupun kebutuhan Negara itu sendiri. Dsdengan demikian, dinegara kita tidak sama dengan Negara-negara lain, untuk itu, maka
a.    Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan nasional
b.    Kuriulum merupakan program yang harus dilaksanakan oleh guru dan murid dalam proses belajar mengajar, guna mencapai tujuan-tujuan itu
c.    Kurikulum merupakan pedoman guru dan siswa agar terlaksana proses belajar mengajar dengan baik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
3.      Fungsi Kurikulum Bagi Sekolah yang Bersangkutan Kurikulum Bagi Sekolah yang Bersangkutan mempunyai fungsi sebagai berikut:
a.    Sebagai alat mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan
b.    Sebagai pedoman mengatur segala kegiatan sehari-hari di sekolah tersebut, fungsi ini meliputi:
1)        Jenis program pendidikan yang harus dilaksanakan
2)        Cara menyelenggarakan setiap jenis program pendidikan
3)        Orang yang bertanggung jawab dan melaksanakan program pendidikan.
4.      Fungsi kurikulum yang ada di atasnya
5.      Fungsi Kesinambungan Sekolah pada tingkat atasnya harus mengetahui kurikulum yang dipergunakan pada tingkat bawahnya sehingga dapat menyesuaikan kurikulm yang diselenggarakannya.
6.      Fungsi Peniapan Tenaga Bilamana sekolah tertentu diberi wewenang mempersiapkan tenaga guru bagi sekolah yang memerlukan tenaga guru tadi, baik mengenai isi, organisasi, maupun cara mengajar.
7.      Fungsi Kurikulum Bagi Guru Guru tidak hanya berfungsi sebagai pelaksana kurikulum sesuai dengan kurikulum yang berlaku, tetapi juga sebagai pengembanga kurikulum dalam rangaka pelaksanaan kurikulum tersebut.
8.      Fungsi Kurikulum Bagi Kepala Sekolah Bagi kepala sekolah, kurikulum merupakan barometer atau alat pengukur keberhasilanprogram pendidikan di sekolah yang dipimpinnya. Kepala sekolah dituntut untuk menguasai dan mengontrol, apakah kcegiatan proses pendidikan yang dilaksanakan itu berpijak pada kurikulum yang berlaku.
9.      Fungsi Kurikulum Bagi Pengawas (supervisor) Bagi para pengawas, fungsi kurikulum dapat dijadikan sebagai pedoman, patokan, atau ukuran dan menetapkan bagaimana yang memerlukan penyempurnaan atau perbaikan dalam usaha pelaksanaan kurikulum dan peningkatan mutu pendidikan.
10.  Fungsi Kurikulum Bagi Masyarakat Melalui kurikulum sekolah yang bersangkutan, masyarakat bisa mengetahui apakah pengetahuan, sikap, dan nilaiserta keterampilan yang dibutuhkannya relevan atau tidak dengan kuri-kulum suatu sekolah.
11.  Fungsi Kurikulum Bagi Pemakai Lulusan Instansi atau perusahaan yang memper-gunakan tenaga kerja yang baik dalamarti kuantitas dan kualitas agar dapat meningkatkan produk-tivitas.
C.      Komponen kurikulum
           Para ahli menyatakan pendapat yang berbeda dalam penyampaiannya mengenai komponen kurikulum. Menurut Subandiyah (1993: 4-6) mengemukakan ada 5 komponen kurikulum, yaitu:
1.    Komponen tujuan
2.    Komponen isi/materi
3.    Komponen media (sarana dan prasarana)
4.    Komponen strategi
5.    Komponen proses belajar mengajar.
           Soemanto (1982) mengemukakan ada 4 komponen kurikulum, yaitu:
1.    Objective (tujuan)
2.    Knowledges (isi atau materi)
3.    School learning experiences (interaksi belajar mengajar di sekolah)
4.    Evaluation (penilaian)
           Pendapat tersebut diikuti oleh Nasution (1988), Fuaduddin dan Karya (1992), serta Nana Sudjana (1991: 21).
           Walaupun istilah komponen yang dikemukakan berbeda, namun pada intinya sama yakni:
1.    Tujuan
2.    Isi dan struktur kurikulum
3.    Strategi pelaksanaan PBM (Proses Belajar Mengajar)
4.    Evaluasi
           Berdasarkan 4 unsur komponen kurikulum yaitu:
1.    Komponen Tujuan
           Kurikulum merupakan suatu program yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan pendidikan. Tujuan itulah yang dijadikan arah atau acuan segala kegiatan pendidikan yang dijalankan. Berhasil atau tidaknya program pengajaran di Sekolah dapat diukur dari seberapa jauh dan banyaknya pencapaian tujuan-tujuan tersebut. Dalam setiap kurikulum lembaga pendidikan, pasti dicantumkian tujuan-tujuan pendidikan yang akan atau harus dicapai oleh lembaga pendidikan yang bersangkutan.
           Tujuan pendidikan nasional yang merupakan pendidikan pada tataran makroskopik, selanjutnya dijabarkan ke dalam tujuan institusional yaitu tujuan pendidikan yang ingin dicapai dari setiap jenis maupun jenjang sekolah atau satuan pendidikan tertentu.
           Dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2007 dikemukakan bahwa tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah dirumuskan mengacu kepada tujuan umum pendidikan berikut.
a.         Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
b.         Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
c.         Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.
d.        Tujuan pendidikan institusional tersebut kemudian dijabarkan lagi ke dalam tujuan kurikuler; yaitu tujuan pendidikan yang ingin dicapai dari setiap mata pelajaran yang dikembangkan di setiap sekolah atau satuan pendidikan.
2.    Komponen Isi/Materi
           Isi program kurikulum adalah segala sesuatu yang diberikan kepada anak didik dalam kegiatan belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan. Isi kurikulum meliputi jenis-jenis bidang studi yang diajarkan dan isi program masing-masing bidang studi tersebut. Bidang-bidang studi tersebut disesuaikan dengan jenis, jenjang maupun jalur pendidikan yang ada.
           Kriteria yang dapat membantu pada perancangan kurikulum dalam menentukan isi kurikulum. Kriteria itu natara lain:
a.         Isi kurikulum harus sesuai, tepat dan bermakna bagi perkembangan siswa.
b.         Isi kurikulum harus mencerminkan kenyataan sosial.
c.         Isi kurikulum harus mengandung pengetahuan ilmiah yang tahan uji.
d.        Isi kurikulum mengandung bahan pelajaran yang jelas.
e.         Isi kurikulum dapat menunjanga tercapainya tujuan pendidikan.
           Materi kurikulum pada hakekatnya adalah isi kurikulum yang dikembangkan dan disusun dengan prinsip-prinsip sebagai berikut :
a.         Materi kurikulum berupa bahan pelajaran terdiri dari bahan kajian atau topiktopik pelajaran yang dapat dikaji oleh siswa dalam proses pembelajaran.
b.         Mengacu pada pencapaian tujuan setiap satuan pelajaran. 
c.         Diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
3.    Komponen Strategi
           Strategi merujuk pada pendekatan dan metode serta peralatan mengajar yang digunakan dalam pengajaran. Tetapi pada hakikatnya strategi pengajaran tidak hanya terbatas pada hal itu saja. Pembicaraan strategi pengajaran tidak hanya terbatas pada hal itu saja. Pembicaraan strategi pengajaran tergambar dari cara yang ditempuh dalam melaksanakan pengajaan, mengadakan penilaian, pelaksanaan bimbiungan dan mengatur kegiatan, baik yang secara \umum berlaku maupun yang bersifat khusus dalam pengajaran.
           Strategi pelaksanaan kurikulum berhubungan dengan bagaimana kurikulum itu dilaksanakan disekolah. Kurikulum merupakan rencana, ide, harapan, yang harus diwujudkan secara nyata disekolah, sehingga mampu mampu mengantarkan anak didik mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum yang baik tidak akan mencapai hasil yang maksimal, jika pelaksanaannya menghasilkan sesuatu yang baik bagi anak didik. Komponen strategi pelaksanaan kurikulum meliputi pengajaran, penilaian, bimbingan dan penyuluhan dan pengaturan kegiatan sekolah.
4.    Komponen Evaluasi
           Evaluasi merupakan salah satu komponen kurikulum. Dalam pengertian terbatas, evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa tingkat ketercapaian tujuan-tujuan pendidikan yang ingin diwujudkan melalui kurikulum yang bersangkutan. Sedangkan dalam pengertian yang lebih luas, evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa kinerja kurikulum secara keseluruhan ditinjau dari berbagai kriteria. Indikator kinerja yang dievaluasi tidak hanya terbatas pada efektivitas saja, namun juga relevansi, efisiensi, kelaikan (feasibility) program.
           Pada bagian lain, dikatakan bahwa luas atau tidaknya suatu program evaluasi kurikulum sebenarnya ditentukan oleh tujuan diadakannya evaluasi kurikulum. Apakah evaluasi tersebut ditujukan untuk mengevaluasi keseluruhan sistem kurikulum atau komponen-komponen tertentu saja dalam sistem kurikulum tersebut. Salah satu komponen kurikulum penting yang perlu dievaluasi adalah berkenaan dengan proses dan hasil belajar siswa.
           Evaluasi kurikulum memegang peranan penting, baik untuk penentuan kebijakan pendidikan pada umumnya maupun untuk pengambilan keputusan dalam kurikulum itu sendiri. Hasil-hasil evaluasi kurikulum dapat digunakan oleh para pemegang kebijakan pendidikan dan para pengembang kurikulum dalam memilih dan menetapkan kebijakan pengembangan sistem pendidikan dan pengembangan model kurikulum yang digunakan.
           Hasil – hasil evaluasi kurikulum juga dapat digunakan oleh guru-guru, kepala sekolah dan para pelaksana pendidikan lainnya dalam memahami dan membantu perkembangan peserta didik, memilih bahan pelajaran, memilih metode dan alat-alat bantu pelajaran, cara penilaian serta fasilitas pendidikan lainnya.
           Merupakan suatu komponen kurikulum, karena dengan evaluasi dengan evaluasi dapat di peroleh informasi akurat tentang penyelenggaraan pembelajaran dan keberhasilan belajar siswa.berdasarkan informasi itu dapat dibuat keputusan tentang kurikulum itu sendiri,pembelajaran kesulitan dan upaya bimbingan yang perlu di lakukan. (http://ikhwan-insancita.blogspot.com/2012/05/pengertian-kurikulum-fungsi-dan.html)
D.      Karakteristik kurikulum 2013
           Ciri-ciri dan Karakteristik Kurikum 2013 ialah ciri ciri yang melekat dalam perwujudan dan pelaksanaan kurikulum 2013:
1.     Mewujudkan pendidikan berkarakter
           Pendidikan berkarakter sebenarnya merupakan karakter dan ciri pokok kurikulum pendidikan sebelumnya. Dimana dalam kurikulum tersebut dituntut bagaimana mencetak peserta didik yang memiliki karakter yang baik, bermoral dan mmemiliki budi pekerti yang baik. Namun pada implementasi kkurikulum ini masih terdapat berbagai kekuragan sehingga menuaiberbagai kritik. sehingga kurikulum berbasis kompetensi ini direvisi guna menciptakan sistem pendidikan yang berkelanjutan dan dapat mencerdaskan kehidupan bangsa.
  1. Menciptakan Pendidikan Berwawasan Lokal
           Wawasan lokal merupakan satu hal yang sangat penting. Namun pada kenyataan yang terjadi selama ini, potensi dan budaya lokal seaan terabaikan dan tergerus oleh tingginya pengaruh budaya modern. Budaya yang cenderung membawa masyarakat untuk melupakan cita-cita luhur nenek moyang dan potensi yang dimilikinya dari dalam jiwa. Hal itulah yang mendorong bagaimana penanaman budaya lokal dalam pendidikan dapat diterapkan. Sistem ini akan diterapkan dalam konsep sintem pendidikan kurikulum 2013. Sistem yang dapat lebih mengentalkan budaya lokal yang selama ini dilupakan dan seakan diacuhkan. Olehnya itu dengan sistem pendidkan kurikulum 2013 diharapkan pilar budaya lokal dapat kembali menjadi inspirasi dan implementasi dalam kehidupan bermasyarakat. Dihrapkan budaya lokal dapat menjadi ciri penting dan menjadi raja di negeri sendiri dan tidak punah ditelan zaman.
  1. Menciptakan Pendidikan yang ceria dan Bersahabat
           Pendidikan tidak hanya sebagai media pembelajaran. Tetapi pada dasarnya pendidikan merupakan tempat untuk menggali seluruh potensi dalam diri. Olehnya itu, dengan sistem pendidikan yang diterapkan pada kurikulum 2013 nantinya akan diharapkan dapat menggali seluruh potensi diri peserta didik, baik restasi akademik maupun non akademik. Maka dengan begitu pada kurikulum 2013 nantinya akan diterapkan pendidikan yang lebih menyenangkan, bersahabat, menarik dan berkompeten. Sehingga dengan cara tersebut diharapkan seluruh potensi dan kreativitas serta inovasi peserta didik dapat tereksploitasi secara cepat dan tepat.
(http://semangatinspirasi.blogspot.com/2013/06/ciri-karaktertistik-kurikulum-2013.html)
E.       Implementasi Kurikulum 2013
           Pengembangan Kurikulum 2013 dilakukan dalam empat tahap. Pertama, penyusunan kurikulum di lingkungan internal Kemdikbud dengan melibatkan sejumlah pakar dari berbagai disiplin ilmu dan praktisi pendidikan. Kedua, pemaparan desain Kurikulum 2013 di depan Wakil Presiden selaku Ketua Komite Pendidikan yang telah dilaksanakan pada 13 November 2012 serta di depan Komisi X DPR RI pada 22 November 2012. Ketiga, pelaksanaan uji publik guna mendapatkan tanggapan dari berbagai elemen masyarakat. Salah satu cara yang ditempuh selain melalui saluran daring (on-line) pada laman http://kurikulum2013.kemdikbud.go.id , juga melalui media massa cetak. Tahap keempat, dilakukan penyempurnaan untuk selanjutnya ditetapkan menjadi Kurikulum 2013. (http://guru.or.id/inti-kurikulum-2013-penyederhanaan-tematik-integratif.html)
           Kurikulum 2013 adalah berupaya untuk menyederhanakan dan tematik-integratif. Kurikulum 2013 disiapkan untuk mencetak generasi yang siap di dalam menghadapi masa depan. Karena itu kurikulum disusun untuk mengantisipasi perkembangan masa depan. (http://guru.or.id/inti-kurikulum-2013-penyederhanaan-tematik-integratif.html)
           Pergantian kurikulum ini bertujuan untuk mendorong peserta didik, mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan (mempresentasikan), apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran. Adapun obyek yang menjadi pembelajaran dalam penataan dan penyempurnaan kurikulum 2013 menekankan pada fenomena alam, sosial, seni, dan budaya. (http://guru.or.id/inti-kurikulum-2013-penyederhanaan-tematik-integratif.html)
           Pelaksanaan penyusunan kurikulum 2013 adalah bagian dari melanjutkan pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu, sebagaimana amanat UU 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada penjelasan pasal 35, di mana kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati. Paparan ini merupakan bagian dari uji publik Kurikulum 2013, yang diharapkan dapat menjaring pendapat dan masukan dari masyarakat.
           "Dari awal saya menjelaskan mengenai kurikulum 2013, saya selalu bicarakan tentang toleransi. Orang yang berpikir kreatif mempunyai pengaruh dalam interaksi sosial yang cenderung ke arah toleransi. Saya ingin membangun toleransi dan saling menghargai," ungkap Nuh, usai upacara HUT RI di Kemendikbud, Jakarta, Sabtu (17/8/2013). (http://kampus.okezone.com/read/2013/08/17/373/851043/implementasi-kurikulum-2013-harus-penuh-toleransi)
           Kurikulum 2013 telah melalui pengkajian yang panjang dan dibahas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional dan memiilki sejumlah keunggulan dibandingkan dengan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP 2006), jika pada KTSP mata pelajaran ditentukan dulu untuk menetapkan standar kelulusan, maka pada kurikulum 2013 dibalik, selain itu kurikulum 2013 mememiliki  pendekatan yang lebih utuh berbasis  pada kreatifitas siswa,  memenuhi  tiga komponen utama  yang terintegrasi  yaitu pengetahuan, keterampilan dan sikap. (http://mpn.kominfo.go.id/index.php/2013/07/25/implementasi-kurikulum-2013/)
           Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh seusai menghadiri grand launching Universitas Telkom, Sabtu (31/8), di Bandung, Jawa Barat. ”Tidak boleh membebani murid. Itu sangat dilarang,” ujarnya.
           Sebelum memutuskan melaksanakan Kurikulum 2013 secara mandiri, sekolah yang tak termasuk sasaran pelaksana tahun ini diimbau menyiapkan diri secara matang untuk tahun depan. Jika masih ingin melaksanakan mandiri, Nuh menegaskan ada dua syarat utama: guru harus dilatih dan buku tersedia gratis.
           ”Kalau dua syarat ini tak dapat dipenuhi, jangan dipaksakan. Saya menyambut baik ada niatan ikut melaksanakan kurikulum. Mau saja lumayan,” katanya. Sebelumnya, saat rapat kerja Implementasi Kurikulum 2013 di SMAN Husni Thamrin Jakarta, Sabtu pagi, Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Taufik Yudi Mulyanto mengatakan, DKI Jakarta secara resmi telah membatalkan rencana pelaksanaan Kurikulum 2013 secara mandiri khusus di jenjang SD dan SMP. Untuk SMA, rencana pelaksanaan mandiri tetap berjalan. Kebijakan ini sudah dipublikasikan ke sekolah-sekolah.
           Alasan pembatalan, ujar Taufik, semata masalah alokasi anggaran pengadaan buku. Ia khawatir dana bantuan operasional sekolah (BOS) tak mencukupi sehingga dikhawatirkan sekolah memungut biaya dari murid. Dana tak cukup untuk membiayai pelatihan guru dan pengadaan buku. Rencana pengadaan buku secara digital juga tidak efektif karena hanya 50 persen sekolah yang memiliki infrastruktur teknologi informasi yang baik.
           ”Ini untuk mengantisipasi pungutan yang bisa dilakukan sekolah. Larangan ini tidak berlaku untuk SMA karena BOS untuk SMA lebih besar, Rp 1 juta per tahun,” kata Taufik.
           Kurikulum itu jauh lebih layak untuk diterapkan secara efektif jika semua daerah di provinsi benar-benar siap, sehinga tidak hanya diterapkan disebagian sekolah saja. "Kan lucu kalau ada sekolah yang menerapkan dan ada yang tidak. Harusnya jangan dipaksakan efektif tahun ini. Sebaiknya tunda dulu untuk sementara, lalu sempurnakan semua persiapan yang sudah dijalankan,"ujarnya menjawab Haluan Riau, Rabu (14/8).
           Disamping itu ia menilai, jika pemerintah pusat tetap memaksakan kurikulum 2013 tersebut efektif diterapkan, dikhawatirkan kondisi itu justru bisa dimanfaatkan oknum tertentu untuk memperoleh keuntungan pribadi. Seperti, pengadaan buku pelajaran baru di sekolah-sekolah.
           "Jika masih menggunakan KTSP 2006, siswa tentu bisa memakai buku kakak kelasnya, sehingga tak perlu beli. Sedangkan pada kurikulum 2013 nanti semua buku pelajarannya baru. Jika pengadaan buku pelajaran ini tak diawasi pemerintah, kondisi ini bisa saja dimanfaatkan oknum tertentu untuk mendapatkan keuntungan," paparnya. (http://sindikasi.inilah.com/read/detail/2019627/penerapan-kurikulum-2013-dinilai-prematur)


BAB III
METODE PENELITIAN
A.       Rancangan Penelitian
           Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pelaksanaan kurikulum dan kendala yang dihadapi setelah pelaksanaan serta cara untuk menyelesaikan kendala-kendala yang dihadapi pada pelaksanaan kurikulum 2013 akibat dari pengembangan kurikulum KTSP dalam KBK.
           Penelitian ini menggunakan metode survei dengan pendekatan korelasional. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengembangan kurikulum KBK dengan pelaksanaan KTSP, sedangkan variabel terikatnya yaitu penerapan kurikulum 2013.
           Dua variabel tersebut menjadi acuan dalam penelitian ini. Penelitian ini diteliti dengan menggunakan teknik pengumpulan data berupa angket disekolah yang akan diteliti.
           Ada beberapa macam jenis rancangan penelitian korelasional, antara lain:
  1.            Korelasi bivariat
  2.            Regresi dan prediksi
  3.            Regresi jamak
  4.            Analisis faktor
  5.            Rancangan korelasi yang digunakan untuk membuat kesimpulan kausal
  6.            Analysis sistem
(Shaughnessy & Zechmeister, 2000: 2-5)
           Penelitian ini menggunakan rancangan regeresi prediksi sebab terdapat korelasi dua variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini.  Variabelnya pengembangan kurikulum KBK dengan pelaksanaan KTSP serta kurikulum 2013 sebagai. Kurikulum KBK yang pelaksanaannya dalm bentuk KTSP telah diketahui hasilnya sedangkan kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang belum diketahui hasilnya. (Prof. Dr. Emzir, M.Pd, Metodologi penelitian, 2008)
           Prosedur penelitian yang akan dilaksanakan, yaitu:
    1.          Angket ini akan disebar kepada guru pengajar di sekolah yang akan diteliti dengan ketentuan angket disebar pada pengajar kelas yang menerapkan kurikulum 2013. Berdasarkan keputusan pemerintah, sekolah yang akan menerapkan kurikulum 2013 kelas 4 SD kelas VII dan kelas X, sedangkan kelas selain yang disebutkan tetap menerapkan kurikulum KBK dalam bentuk KTSP.Penyebaran angket yang paling utama adalah untuk guru kelas X di SMK
    2.          Sebelum penyebaran angket ke sekolah negeri di kabupaten Jombang diperlukan izin dari kepala sekolah sekolah yang akan digunakan sebagai sampel penelitian. Maka peniliti harus menyerahkan surat izin kepada kepala sekolah untuk mendapatkan izin menggunakan sekolahnya sebagai objek penelitian.
           Penelitian ini akan dilaksanakan di beberapa SMK negeri di kabupaten Jombang. Penilitian dimulai pada bulan Desember 2013 sampai dengan bulan Januari 2014.
B.       Populasi Sampel
           Pengambilan sampel  dilakukan secara random disetiap SMK untuk pengajar kelas X negeri yang akan digunakan sebagai penelitian. Pada tabel 3.1
Tabel 3.1 Jumlah Sampel yang akan Digunakan dalam Penelitian
Nama Sekolah
Populasi
Jumlah responden
SMK NEGERI GUDO JOMBANG
45
2
SMK NEGERI 1 MOJOAGUNG
85
4
SMK NEGERI 1 JOMBANG
146
7
SMK NEGERI 2 JOMBANG
29
1
SMK NEGERI 3 JOMBANG
135
8
SMK NEGERI KUDU
22
1
SMK NEGERI KABUH
21
1
Jumlah populasi
483

% kesalahan 5%
5%

Jumlah sampel
5% x 483 = 24
24
C.       Instrumen Penelitian
           Penelitian yang menggunakan pendekatan korelasional instrumen yang digunakan yaitu angket dan wawancara. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dari peneilitian ini berupa pernyataan. Pernyataan dikumpulkan angket. Sedangkan isi angket yang berbeda antara siswa dan guru. Tabel 3.1
Tabel 3.1 Butir Angket Pelaksanaan Kurikulum 2013 di SMK Negeri Jombang
VARIABEL
INDIKATOR
PERTANYAAN
POINT
Penerapan kurikulum 2013






















Kurikulum 2013


Kurikulum 2013 merubah semua sistem.
1
Kurikulum 2013 sangat jauh berbeda dengan KTSP.
2
Kurikulum 20013 hasil pengembangan dari KTSP.
3
Pelaksanaan rencana pembelajaran oleh guru
Pelaksanaan rencana pembelajaran untuk kelas sangat mudah.
4
Pelaksanaan rencana pembelajaran hampir sama dengan kurikulum sebelumnya.
5
Kualitas siswa
Kurikulum 2013 menjadikan siswa menjadi lebih baik dari sebelumnya.
6
Guru memperoleh hal yang baru dalam pelaksanaan pengajaran.
7
Pelaksanaan dikelas

Guru pengajar merasa sangat dibingungkan ketika menerapkan kurikulum.
8
Sebuah cakupan yang ada di dalam rancana pembelajaran tidak semuanya disajikan.
9
Materi kurikulum 2013
Terlalu banyak materi yang akan disampaikan dalam satu mata pelajaran.
10
Materi menjadi lebih ringkas
11
Materi yang seharusnya berdiri sebagai mata pelajaran sendiri namun digabung dengan mata pelajaran lain akan mempersulit guru dalam penyampaian
12
Nilai siswa
Nilai siswa mengalami peningkatan.
13
Pengembangan dari kurikulum KTSP dalam KBK







Kurikulum KTSP
Kurikulum yang mudah diterapkan dibandingkan kurikulum 2013.
14
Kurikulum yang tidak jauh berbeda dengan kurikulum sebelumnya.
15
Materi kurikulum KTSP
Terlalu banyak untuk siswa.
16
Materi mudah disampaikan oleh guru.
17
Guru dimudahkan dalam membuat perencanaan pembelajaran.
18
Pelaksanaan di kelas
Guru dapat dengan mudah menyampaikan materi.
19
Semua materi bisa tersampaikan kepada siswa.
20
D.       Pengumpulan Data
           Berdasarkan instrumen penelitian, data yang dibutuhkan menjawab pertanyaan terkumpul dengan hasil:
           1.      Kurikulum 2013 terkendala pengajaran didalam kelas karena pengajar terkadang sulit menyampaikan materi dalam satu mata pelajaran.
           2.      Pelaksanaan rencana pembelajaran yang akan disusun oleh pemrintah pusat tidak terlalu mudah sebab kurikulum baru mempunyai konsep yang baru, hal ini masih membingungkan guru sebagai pelaksana rencana pembelajaran.
           3.      Terkadang semua materi yang disampaikan oleh guru tidak sampai pada siswa sebab siswa harus menangkap semua materi pembelajaran dalam waktu yang bersamaan.
           4.      Karena materi terlalu banyak maka terkadang guru jarang dapat mengajarkan semua materi yang sesuai dengan rencana pemebelajaran.
           5.      Guru menjadi tidak inovatif dalam pelaksanaannya sebab rencana pembelajarannya telah disusun oleh pusat.
           6.      Guru menjadi lebih pasif dikurikulum yang baru ini daripada kurikulum lama sebab semua yang dibutuhkan oleh siswa maupun yang dibutuhkan oleh guru telah diatur pusat sehingga guru sebagai pengajar hanya menerima apa adanya.
E.       Analisis Data
           Dengan demikian penelitian menyimpulkan hasil pegumpulan data yang diadakan di sekolah negeri kabupaten Jombang mengenai kendala yang terjadi pada pelaksanaan kurikulum 2013 sebagai pengembangan dari kurikulum berbasis kompetensi dalam KTSP bahwa harus ada evaluasi ulang dalam pelaksanaan kurikulum 2013 sebab dalam pelaksanaannya masih banyak kekurangan pada pelakasanaan dilapangan.
           Pada kurikulum ini guru bertindak pasif dalam merencanakan pembelajaran sebab silabus dan rencana pembelajaran telah disusun oleh pemrintah pusat. Dalam hal ini menyebabkan guru tidak bisa mengembangkan rencana pembelajarannya.
           Perlu diadakan pelatihan untuk guru baik dalam hal pelaksanaan rencana pembelajaran maupun dalam penyampaiannya didalam kelas agar semua materi bisa disampaikan secara keseluruhan dan siswa mengerti atau paham dengan materi yang diajarkan oleh guru.
           Hasil penelitian data menunjukkan bahwa:
  1.       Pelaksanaan kurikulum 2013 didunia pendidikan kurang berjalan dengan lancar
  2.       Banyak sekali kendala dalam pelaksanaan kurikulum 2013
  3.       Ketika kendala tersebut bisa diatasi pelaksanaan kurikulum 2013 akan berjalan sesuai dengan rencana dan akan menjadi awal kemajuan dari pendidikan di Indonesia, jika dinas pendidikan mampu mengatasi permasalahan yang terjadi pada pelaksanaannya.


DAFTAR PUSTAKA
Kurikulum 2013 Lebih Unggul dari Kurikulum Sebelumnya, (Online), (http://www.kaltimpost.co.id/berita/detail/19889/kurikulum-2013-lebih-unggul-daripada-kurikulum-sebelumnya.html), diakses 16 September 2013.
Perubahan Kurikulum, (Online),
Kenapa Pelajaran TIK Dihapuskan, (Online),
Kurikulum, (Online), (http://id.wikipedia.org/wiki/Kurikulum), diakses 16 September 2013.
Pengertian Kurikulum, (Online), (http://nomeng87.wordpress.com/pengertian-kurikulum-menurut-para-ahli/), diakses 16 September 2013.
Pengertian Kurikulum dan Fungsinya, (Online), (http://ikhwan-insancita.blogspot.com/2012/05/pengertian-kurikulum-fungsi-dan.html), diakses 16 September 2013.
Karekteristik Kurikulum, (Online), (http://semangatinspirasi.blogspot.com/2013/06/ciri-karaktertistik-kurikulum-2013.html), diakses 16 September 2013.
Inti Kurikulum, (Online), (http://guru.or.id/inti-kurikulum-2013-penyederhanaan-tematik-integratif.html), diakses 16 September 2013.
Inplementasi Kurikulum, (Online),
Penerapan Kurikulum, (Online),
Emzir, Prof. Dr. M. Pd. 2008. Metodologi Peneilitian Pendidikan Kuantitatif & Kualitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
LAMPIRAN
Angket
Nama:
Berikan tanda centang (v) pada jawaban yang anda pilih
NO
PERTANYAAN
YA
TIDAK
1
Kurikulum 2013 merubah semua sistem.


2
Kurikulum 2013 sangat jauh berbeda dengan KTSP.


3
Kurikulum 2013 hasil pengembangan dari KTSP.


4
Pelaksanaa rencana pembelajaran untuk kelas sangat mudah.


5
Pelaksanaan rencana pembelajaran hampir sama dengan kurikulum sebelumnya.


6
Kurikulum 2013 menjadikan siswa menjadi lebih baik dari sebelumnya.


7
Guru memperoleh hal yang baru dalam pelaksanaan pengajaran.


8
Guru pengajar merasa sangat dibingungkan ketika menerapkan kurikulum.


9
Sebuah cakupan yang ada di dalam rancana pembelajaran tidak semuanya disajikan.


10
Terlalu banyak materi yang akan disampaikan dalam satu mata pelajaran.


11
Materi menjadi lebih ringkas


12
Materi yang seharusnya berdiri sebagai mata pelajaran sendiri namun digabung dengan mata pelajaran lain akan mempersulit guru dalam penyampaian


13
Nilai siswa mengalami peningkatan.


14
Kurikulum yang mudah diterapkan dibandingkan kurikulum 2013.


15
Kurikulum yang tidak jauh berbeda dengan kurikulum sebelumnya.


16
Terlalu banyak untuk siswa.


17
Materi mudah disampaikan oleh guru.


18
Guru dimudahkan dalam membuat perencanaan pembelajaran.


19
Guru dapat dengan mudah menyampaikan materi.


20
Semua materi bisa tersampaikan kepada siswa.



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

1 comments:

zavrinajacks said...

T-Bone's - T-Bone's - T-Bone's - T-Bone's
T-Bone's - T-Bone's. titanium legs This website is titanium oxide not sponsored or titanium mountain bikes endorsed by T-Bone's, Inc. T-Bone's gaggia titanium - T-Bone's - winnerwell titanium stove T-Bone's - T-Bone's

Post a Comment